Sabtu, 07 Mei 2016

Uang dan standar moneter

                Uang dan Standar Moneter

Uang merupakan alat pembayaran yang dilakukan oleh semua kalangan didunia, tanpa uang kita tidak dapat membeli sesuatu. Sebelum adanya uang transaksi yang dilakukan adalah barter atau menukar barang sesuai dengan jumlah barang yang dibutuhkan. Uang memang sangat penting dimana pun, sehingga tanpa uang kita tidak bisa melakukan transaksi jual beli, bahkan ada pepatah yang mengatakan “Ada uang, ada barang” maksudnya dari pepatah ini memang sangat tepat.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Jadi, uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai dan diterima umum untuk melakukan berbagai macam transaksi ekonomi/pembayaran seperti pembelian barang dan jasa, pelunasan hutang, investasi, dan lain-lain.
Arti Penting Uang dalam perekonomian dibagi atas :
Arti penting uang dalam produksi
Produsen memproduksi dan menjual barang/jasanya sehingga menerima keuntungan dalam bentuk uang pada investasi kapitalnya. Bila keuntungan diperoleh dengan mudah, misal pada masa makmur, jumlah uang yang ditanamkan pada pabrik-pabrik dan peralatan baru meningkat. Investasi ini menguntungkan bagi masyarakat karena adanya aliran barang-barang dan jasa- jasa di pasar yang semakin meningkat.
Arti penting uang dalam pertukaran dan konsumsi
Uang diterima umum dan digunakan secara luas dalam pertukaran merangsang aliran barang-barang dari produsen ke konsumen. Pendapatan konsumen dalam bentuk : upah, gaji, ataupun sewa, memudahkan mereka untuk memenuhi keinginannya dengan menukarkan uang tersebut dengan barang-barang dan jasa- jasa. Kelancaran daripada sistem pertukaran uang ini meningkatkan standar hidup masyarakat sebagaimana dengan meningkatnya produksi dan selanjutnya dipasarkannya untuk ditukarkan dengan uang.
Arti penting uang pada masyarakat
Umumnya masyarakat menggunakan uang untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa, dimana ini menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya dengan barang-barang dan jasa-jasa. Sehingga setiap orang puas pada pekerjaannya yang sudah sesuai untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang. Pembagian spesialisasi (tugas) merupakan cirri khas dari pada masyarakat modern yang akan meningkatkan produksi, pertukaran dan kesejahteraan masyarakat.

Ciri – ciri  uang
a)        Dapat Diterima Umum dan Nilainya Stabil (Acceptability) : Agar suatu barang dapat berfungsi sebagai uang, maka alat tersebut harus dapat diterima oleh individu dan pihak pihak atau kelompok yang terlibat dalam transaksi dalam system pertukaran tersebut.

b)        Mudah Dibawa dan Ditukarkan (Portability) : Kemana pun kita pergi tidak lupa membawa uang oleh sebab itu uang harus dibentuk sekian rupa sehingga dapat dibawa dan dapat mudah untuk melakukan transaksi, dalam hal ini uang kertas yang diciptakan sebagai media tukar sangat mendukung dan cocok untuk maksud tersebut baik dalam transaksi besar maupun transaksi kecil.

c)        Tahan Lama Awet dan Tidak Mudah Ditiru (Durability) : Uang logam atau kertas harus tahan terhadap aapapun sehingga dapat bertahan lama, dalam tindak kriminal uang kertas menjadi sasaran tepat untuk meniru atau memperbanyak uang karena gambar ataupun warnanya dapat ditiru dengan mudah namun uang logam tidak dapat ditiru sehingga para kriminal hanya meniru uang kertas saja. Dengan sendirinya untuk menghindari kemungkinan tersebut uang harus dicetak dengan diberi kode kode tertentu dan dibuat dari bahan khusus yang sulit untuk ditiru.

d)       Dapat di Bagi dalam Unit yang Lebih Kecil ( Devisibility ) : Karena uang dibuat untuk mampu berfungsi sebagai alat pertukaran dalam unit besar maupun kecil maka uang tersebut juga harus dapat dibagi bagi dalam kelipatan nominal besar dan kecil misalnya Rp 100, Rp1000, Rp 10.000 Rp 50 000 Rp 100.000 dan sebagainya.
e)    Jumlahnya Mencukupi untuk Transaksi ( Elasticity of suplay ) : Jumlah uang yang beredar harus mencukupi kebutuhan dunia usaha/perekonomian agar pertukaran tidak macet, sehingga otoritas moneter bank central sebagai pencipta uang tunggal harus mampu melihat perkembangan perekonomian jumlah barang jasa yang dipertukarkan dan menyediakan jumlah uang yang cukup untuk diedarkan bagi perkembangan perekonomian tersebut.

Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan. Pada eknomi moneter dikenal dengan yang namanya standar moneter. Standar moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang artinya bahwa uang merupakan alat pembayaran yang sah untuk melakukan segala transaksi ekonomi. Tanpa uang kita akan kesulitan dalam bertransaksi di masyarakat, dan ternyata jumlah uang yang beredar pun mempengaruhi kemakmuran masyarakat suatu negara. Atau didefinisikan bahwa  standar moneter atau monetary standard yaitu dasar satuan uang dalam sistem moneter yang berfungsi sebagai alat pembayaran, pengukuran nilai, dan pengendali jumlah uang beredaratau sebagai system moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk didalamnya peraturan tentang ciri-ciri/sifat-sifat dari uang, pengaturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam ataupun kertas), ekspor-impor logam-logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan ekspansi demand deposit. Tujuan penetapan standar juga untuk mengurangi jumlah ekspor impor. Karena dengan adanya standar tertentu, maka dapat ditentukan barang-barang yang memenuhi standar saja yang akan di ekspor dan impor. Sehingga barang-barang yang tidak memenuhi standar yang ditentukan oleh pemerintah tidak boleh di impor atau di ekspor.
Di dalam bukunya Boediono membahas masalah standar moneter internasional yang maknanya dimana yaitu sesuatu barang atau mata uang yang diterima oleh mayoritas Negara-negara di dunia sebagai “mata uang dunia”. Mata uang dunia ini persis seperti halnya mata uang didalam suatu Negara, harus memenuhi keempat fungsi uang yaitu : sebagai alat tukar, sebagai pengukur nilai, sebagai alat untuk menyelesaikam utang piutang dan sebagai alat penyimpan nilai atau penyimpan daya beli. Hanya saja standar moneter internasional harus diterima, tidak hanya oleh para warga-negara didalam satu Negara, tetapi oleh para warga Negara dari mayoritas Negara-negara di dunia. Oleh karena itu pemerintah melalui Bank Sentral mencetak uang. Bank Sentral merupakan lembaga keuangan yang menjalankan kebijakan moneter dengan menggunakan berbagai instrument moneter, dengan bank-bank umum sebagai mediator yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat yang merupakan sasaran kebijakan moneter. Standar moneter pada hakekatnya bisa dikategorikan menjadi dua golongan yaitu; standar barang (commodity standard) dan standar kepercayaan (fiat standard).

 Perkembangan Sistem Moneter
Dalam sejarah perkembangan sistem moneter, kita jumpai bahwa masyarakat telah menggunakan standar moneter yang berbeda-beda dari waktu ke-waktu. Sebelum Perang Dunia 1standar moneter yang diterima yang diterima oleh mayoritas Negara-negara adalah suatu barang yang disebut emas. Pada waktu itu, standar emas pula yang digunakan bertransaksi dalam negeri. Oleh sebab itu, konversi antara mata uang Negara satu dengan mata uang Negara lain sangatlah mudah, dan nilai tukar antara Negara yang satu dengan yang lain  (antara setiap mata uang dengan barang-barang, yaitu “ tingkat harga-harga”) menunjukkan kestabilan yang mantab.
Namun setelah Perang Dunia I, emas mulai ditinggalkan sebagai satu-satunya standar moneter. Sebab utama ditinggalkan emas sebagai standar moneter dunia bukanlah karena orang-orang dan Negara-negara tidak lagi percaya pada nilai emas, akan tetapi karena jumlah emas yang tersedia semakin tidak cukup untuk menunjang transaksi-transaksi nasional maupun internasional yang semakin meningkat akibat dari pertumbuhan perekonomian dan perdagangan dunia. Sistem standar emas justru menjadi penghambat pertumbuhan perekonomian dan perdagangan dunia. Dimana-mana terdapat krisis liquiditas karena tidak cukupnya alat pembayaran untuk menyangga volume transaksi yang semakin membesar. Untuk mengatasi krisi tersebut banyak Negara yang mulai meninggalkan sistem standar emas yang murni dengan jalan membatasi konvertibilitas dari mata uang kertas mereka sendiri dengan emas. Di dalam negeri, uang kertas tidak lagi bisa ditukar dengan emas. Cadangan emas hanya mempunyai arti simbolis bagi uang kertas didalam negeri, meskipun masih tetap merupakan alat pembayaran luar negeri utama. Ini disebut sistem devisa emas.
Sementara itu, terutama setelah Perang Dunia II, perdagangan luar negeri antar bangsa-bangsa semakin membesar, dan emas yang telah dibebaskan sebagai peranannya sebagai standar moneter dalam negeri itupun ternyata tidak juga cukup persediaannya untuk menyangga volume transaksi perdagangan dunia. Krisi liquiditas dunia mulai muncul kembali dan Negara-negara di dunia mulai mencari alternative. Mulai pecah Perang Dunia II sampai awal tahun ’60 an, mata uang dolar amerika merupakan standar moneter internasional. Nilainya yang stabil dan peranan yang dominan dari Amerika Serikat di dalam perekonomian dunia telah membuat dolar sebagai mata uang yang paling “konvertibal” dan dimana-mana diterima sebagai alat penyelesaian transaksi antar Negara, terutama sekali setelah berakhirnya Perang Dunia II dan waktu mana perekonomian dan perdagangan dunia kembali mengalami kemajuan yang pesat. Dollar shortage atau kelangkaan dollar adalah masalah moneter internasional waktu itu.
 Mulai awal ’60 an, dan terutama setelah perang Vietnam semakin menghebat pada tahun 1965, keadaan berbalik dari kekurangan dollar menjadi kelebihan dollar “dollar glut”. Sebabnya adalah membengkaknya deficit neraca pembayaran Amerika Serikat (pembiayaan perang Vietnam, larinya modal keluar negeri dan sebagainya), dan laju inflasi yang tinggi dinegara tersebut membesarnya deficit neraca pembayaran telah mengakibatkan semakin melimpahnya uang dollar tersebut menjadi “terlalu banyak. Inflasi yang tinggi dalam negeri Amerika Serikat telah mengakibatkan semakin parahnya deficit neraca pembayaran itu sendiri dan sekaligus menurunkan kepercayaan  orang luar terhadap dollar atau tidak lagi merupakan store of value yang baik. Dan memang factor kepercayaan ini sangat menentukan apakah sesuatu mata uang atau barang bisa tetap bertahan sebagai suatu standar moneter (didalam negero, dan apalagi in ternasional. Orang mulai enggan memegang dollar dan posisinya sebagai standar moneterb internasional terus melemah. Sekali lagi orang beramai-ramai memegang emas, yang ternyata mampu mepertahankan nilainya di segala zaman.
Ditinggalkan dollar sebagai standar moneter internasioanal sangat mengacaukan perekonomian dan perdagangan dunia. Masalah pokoknya adalah selama dollar sebagai stanadar moneter internasional belum ada gantinya dan masyarakat dunia cenderung kembali kepada standar emas, dan akan berakibat krisis liquiditas dunia yang sangat parah. Jumlah emas yang tersedia dan laju pertambahannya dari tahun ke tahun adalah jauh dari pada cukup untuk menyangga volume atau pertumbuhan perdagangan inter nasional. Kembali ke standar emas berarti timbul resiko dan mungkin defresi dunia, karena baik laju pertumbuahan output maupun volume perdagangan dunia akan terhambat oleh adanya kekurangan alat pembayaran (liquiditas) yang serius.




C.       Macam-macam Standar Moneter
Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu standar barang (commodity standard) dan standar kepercayaan(fiat standard).

1.    Standar barang (commodity standard)
Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Jika suatu Negara hanya memakai satu jenis barang (logam) sebagai standar moneternya maka Negara tersebut dikatakan menganut “mono metallism standard”, tetapi jika Negara tersebut memakai dua barang (logam) sebagai standar moneternya maka dikatakan bahwa Negara tersebut menganut “bimetallism standard”.

Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a.    Standar Emas (the gold standard)
Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu negara bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. Di samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas.
Macam – macam standar emas :
The Gold Coin Standar
The Gold Bullion Standar
The Managed Gold Bullion Standard
The Gold Exchange Standar

Kebaikan standar emas di antaranya sebagai berikut.
a)    Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas karena kegunaan dari logam ini.
b)   A chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah timbulnya inflasi (kenaikan harga secara terus-menerus) dan deflasi (penurunan harga secara terus-menerus).
c)    Automatic limitation on medium of exchange, artinya persyaratan minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito bank dapat menekan secara otomatis pada kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank.
d)   Basic of international money system, artinya diterimanya uang kartal secara umum yang didasarkan pada emas dan karena nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai nilai standar internasional serta sebagai alat penukar.
e)    Stimulus to international investment and trade, artinya standar emas dapat menggairahkan perdagangan internasional dan investasi.
f)    Uniform international price system, artinya dapat membentuk harga internasional dari kegiatan ekspor dan impor emas di pasar bebas dan secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada harga-harga internasional.

Keburukan standar emas dapat diuraikan sebagai berikut.
a)    Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan, karena selama resesi kepercayaan terhadap uang hancur, sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk uang dan deposito bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki pemerintah dan memaksa untuk meninggalkan standar emas ini.
b)   Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito.
c)    Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita percayai, dan harapan penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi.
d)   Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan dunia usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai uang jatuh.
e)    Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam negeri




.
Bagian-bagian standar emas diantaranya:
1)        Standar Emas Penuh (Full Gold Standard) : adalah sistem moneter di mana uang emas sepenuhnya beredar pada masyarakat.
Persyaratan standar emas penuh :
 Nilai satu-satuan uang dikaitkan dengan seberat tertentu emas dan yang beredar uang emas. Ex : 1US$ = 23,22 gram emas murni
 Pemerintah bersedia melebur dan menempa
 Adanya hubungan yang tetap antara satuan moneter dengan sejumlah tertentu emas
 Adanya kebebasan pengelolaan emas
2)        Standar Inti Emas (Gold Bullion Standard) : adalah sistem moneter di mana persediaan emas yang ada dalam negeri dijadikan sebagai cadangan untuk pembayaran ke luar negeri dan sebagai jaminan uang kertas yang dikeluarkan.
Persyaratan standard inti emas :
 Masyarakat tidak mempunyai hak lagi untuk menempa   mata uang emas,
 Selalu dipelihara perbandingan antara nilai satuan uang dengan seberat tertentu emas
 Bank sentral bersedia untuk membeli dan menjual  emas  dengan harga sesuai undang-undang
 Mata uang emas masih beredar dalam masyarakat tetapi jumlahnya lebih kecil
3)        Standard Wissel Emas (Gold Exchange Standard) : adalah sistem moneter di mana uang emas sudah tidak beredar lagi di masyarakat dan diganti dengan uang kertas tetapi nilai satu-satuan uang tetap dijamin dengan seberat tertentu emas.
Persyaratan standard wissel emas :
 Selalu dipelihara perbandingan antara nilai satuan uang dengan seberat tertentu emas
 Bank sentral tidak lagi membeli dan menjual  emas
 Mata uang emas masih tidak beredar dalam masyarakat tetapi diganti uang kertas
 Emas disimpan oleh Bank Sentral sebagai jaminan uang beredar, investasi di luar negeri dan disimpan di bank-bank luar negeri, dan emas dapat ditukar dengan valuta asing.





b.   Standar Perak (the silver standard)
Standar perak adalah suatu sistem standar moneter di mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor perak tanpa batas. Standar perak mempunyai kebaikan dan keburukan yang sama dengan standar emas.

c.    Standar Kembar (emas dan perak).
Standar kembar artinya suatu negara menggunakan dua logam sebagai logam standar, misalnya emas dan perak dengan perbandingan tertentu di antara kedua macam standar tersebut.
Besarnya perbandingan mata uang emas dan mata uang perak ditentukan oleh pemerintah dengan melalui undang-undang. Misalnya saja undang-undang menetapkan perbandingan antara emas dan perak adalah 1 gram emas = 10 gram perak (10:1).
Besarnya perbandingan menurut undang-undang tersebut telang mengalami perubahan-perubahan  dalam perbandingan kedua mata uang, sehingga mata uang yg bernilai tinggi terdesak diantara nilai sistem peredarannya. Misalnya perbandingan antara emas dan nperak menurut undang-undang adalah 10:1. Sedangkan di pasar bebas terjadi perubahan harga, sehingga perbandingan antara emas dan perak menjadi 1 gram emas = 15 gram perak (15:1). Dengan adanya perubahan harga tersebut orang dapat mengambil untung dengan cara melebut mata uang emas dan menukarnya dengan mata uang perak, karena 1 gram emas dia akan memperoleh 15 gram perak. Perak yang diperoleh sebanyak 10 gram dibuat menjadi mata uang perak yang nilainya sama dengan 1 gram mata uang emas (perbandingan menurut undang-undang). Akibatnya mata uang emas akan menghilang dari peredaran, karena banyak dilebur untuk ditukar dengan perak. Sehingga uang yang beredar dalam perekonomian hanya mata uang perak saja.
2.        Standar kepercayaan (fiat standard)
Standar kepercayaan merupakan sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang sebagai alat pembayaran yang sah.




Kebaikan standar kepercayaan di antaranya sebagai berikut.
1)   Terlepasnya dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan uang dan kredit serta memenuhi persyaratan perdagangan.
2)   Akibat yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas otomatis dapat dihindari,
3)   Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam.

Adapun keburukan standar kepercayaan antara lain sebagai berikut.
1)      Tidak dikaitkannya dengan cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan kredit bank yang berlebihan.
2)      Pencetakan uang adalah suatu hal yang mudah tetapi akan berakibat inflasi yang hebat(hyperinflation).
3)      Dapat mengakibatkan fluktuasi harga atau nilai tukar valuta asing sehingga dapat menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.
3. The Managed Paper Standard
Macam – macamnya :
Fiat Money
Merupakan uang kartal yang tidak dijamin dengan emas ataupun perak, dibuat oleh pemerintah dan tanpa janji untuk dapat ditebus. Nilainya tidak dijamin dengan seberat emas atau perak dan nilai tukarnya tergantung pada kemampuan pemerintah dalam membatasi jumlahnya agar dapat mengurangi penyusutan yang besar.
Inconvertible Paper Money
Uang kartal yang tidak dapat ditukarkan (inconvertible). Kelanjutan dari peredarannya dan siap diterimanya uang ini oleh masyarakat pada masa lalu Karen mempunyai janji untuk membayar sejumlah tertentu, tetapi tidak dapat ditebus, dan ini tergantung pada 2 faktor yaitu :
Pemerintahan menguasai cadangan uang
Posisi kredit pemerintah didasarkan pada besarnya cadangan logam (emas atau perak) dan penggunaannya untuk menebus apa yang tidak dapat ditebus uang kertas.



Kebaikan dari Managed Money :
Terlepasnya dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan uang dan kredit untuk memenuhi persyaratan cadangan.
Akibat – akibat yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas yang otomatis dapat dihindari.
Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam

Keburukan dari Managed Money :
Tidak dikaitkannya dengan sesuatu cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan kredit bank yang berlebihan, khususnya pada waktu penerimaan pajak menurun dan pengeluaran pemerintah menaik (deficit anggaran dibiayai dengan pencetakan uang dan kredit bank)
Karen nilai tukar valuta asing tidak dijamin dengan suatu logam tertentu akan mengakibatkan fluktuasi – fluktuasi tertentu didalam harga – harga yang akan menghancurkan keuangan internasional, perdagangan dan investasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar